Selasa, 25 Maret 2008

Jalan Pintas Dianggap Pantas



Fapet Unsoed-Husbandry. Sudah bukan rahasia lagi dan menjadi pemandangan umum jika mahasiswa peternakan banyak menggunakan jalan pintas ini saat berangkat dan pulang kuliah. Tak hanya mahasiswa laki-laki, mahasiswa perempuan pun banyak yang latah ikut-ikutan. Dua jalan pintas yang berada di belakang gedung Fapet sudut utara dan selatan itu seakan-akan menjadi jalan umum yang dilegalkan. Dari sisi keamanan dan kenyamanan, walaupun belum terbukti, harus diwaspadai. Apalagi beberapa waktu yang lalu kampus coklat sapi bali ini sering terjadi kehilangan helm dan sepeda motor.

Bernardus Agustinus A, Satpam senior Fapet Unsoed saat ditemui di tempat parkiran Fapet Unsoed (19/03) menuturkan dengan adanya jalan pintas itu justru malah membuat repot. Jalan yang sebenarnya tidak dibenarkan tersebut bisa saja nantinya digunakan sebagai hal yang tidak baik. Operandi kejahatan baru bisa terjadi dengan adanya jalan ini terutama pencurian helm. Selain itu juga tidak menjamin keamanan yang baik dan tidak bisa dipantau secara optimal.

”Tidak dibenarkan kalo mahasiswa berangkat dan pulang ke kampus harus lewat jalan pintas itu. Walaupun tidak berpengaruh sekali terhadap keamanan dan belum ada lapora tentang tindak kejahatan yang dijalankan lewat jalan pintas tersebut, namun keberadaan jalan itu bikin repot,” jelas satpam yang akrab disapa Pak Ber ini.

Lebih lanjut lelaki yang berdomisili di Arcawinangun ini menambahkan jika sesungguhnya pernah mengusulkan untuk meninggikan pondasi yang ada. Namun karena terganjal masalah biaya, usul tersebut belum direalisasikan.

”Sangat disayangkan sekali sikap mahasiswa yang seharusnya mampu memberikan contoh yang baik justru sebaliknya. Walaupun dengan alasan untuk menghemat waktu dan mempercepat akses keluar masuk ke kampus, seharusnya mahasiswa sadar kalo itu tidak diperbolehkan. Apalagi jalur belakang kampus sudut utara jelas-jelas ada dua pintu yang dikunci. Hal ini pertanda kalo wilayah situ dilarang untuk akses jalan. Nyatanya mahasiswa cuek aja,” keluhnya.

Jalan pintas belakang Fapet sisi utara semakin menjadi jalur favorit semenjak Program DIII Bahasa Inggris melakukan pagar keliling ditembok sebelah selatan yang berbatasan dengan gedung Fapet Unsoed. Hilir mudik mahasiswa semakin ramai saat pergantian kuliah. Saling antri dan berbagi jalan menjadi pemandangan sehari-hari.

Bowo, salah satu mahasiswa Fapet Unsoed angkatan 2007 menuturkan jika dia sering menggunakan jalan pintas tersebut dengan alasan untuk menghemat waktu dan biar cepat sampai ke kampus. ”Awalnya saya ga tau kalo jalan itu ga boleh dilewati tapi saya melakukannya karena ikut-ikutan. Walaupun harus bergelayutan di tembok tapi saya enggak malu dan engga takut pada satpam, karyawan dan dosen yang ada yang ada,” terang mahasiswa asal Purbalingga ini.

Berbeda dengan Bowo dan mahasiswa lain yang gemar lewat jalan pintas itu, Erik mahasiswa angkatan 2007 ini malah tidak setuju jika ada jalan pintas yang sebenarnya dilarang tapi malah sering dipakai. Alasannya cukup sederhana, jalan itu bukan jalan semestinya

Bernardus menegaskan walaupun tidak ada teguran untuk mahasiswa yang ketahuan lewat jalan pintas, mahasiswa harus sadar kalau perbuatan itu tidak sesuai dengan norma sopan santun yang ada. ”Demi keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan keindahan mari kita patuhi peraturan yang ada. Gunakan jalan yang memang semestinya dilalui. Selain itu saya juga berpesan kepada pengendara sepeda motor dan sepeda agar memarkir motor dan sepedanya di belakang gedung Fapet Unsoed baik mahasiswa maupun karyawan”. (Rudy_177/Hus)

Tidak ada komentar: