Selasa, 25 Maret 2008

SADAR AKAN PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA

Disadari atau tidak, pendidikan formal yang ada sekarang telah berlumuran dengan penyimpangan dan pembelotan dari tujuan semula pembebasan dan kemanusiaan. Pembelotan ini salah satunya adalah berubahnya wilayah pendidikan menjadi wilayah keterkungkungan. Tujuan awal pendidikan merupakan proses penciptaan kesadaran supaya kita semua bisa keluar dari keterkungkungan, entah itu keterkungkungan yang hadir karena lingkungan kita ataupun keterkungkungan yang hadir karena zaman. Namun sekali lagi, semuanya telah membelot, bahkan menciptakan keterkungkungan itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan adanya analisis kritis terhadap paradigma pendidikan terutama analisis dalam penyelenggaraan proses pendidikan.

Pendidikan telah, sedang dan akan dihadapkan di tengah-tengah zaman globalisasi yang diperkuat dengan sistem kapitalisme. Yakni sebuah sistem yang menghendaki hilangnya rasa kemanusiaan pada manusia dan diterapkannya pertarungan bebas antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Dan kini pendidikan telah memihak pada sistem tersebut. Betapa nistanya ketika pendidikan hanya sebagai metode untuk membunuh dan menindas seperti ini. Melenyapkan dominasi hegemoni atas globalisasi kapitalis itulah tugas pendidikan yang harus dilakukan.

Dari sistem pendidikan yang tepat dan benar serta tidak disertai dengan pembelotan-pembelotan maka pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif akan lahir dari pola pikir para mahasiswa yang berujung pada kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitar. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi kerakyatan pada penguasa, dengan cara mereka sendiri tentunya. Idealnya bagi mahasiswa, setiap peristiwa dapat menjadi isu penting, karena mahasiswa memiliki sikap yang khas dalam memandang setiap persoalan di sekitarnya. Sikap kritis yang dimiliki mahasiswa seringkali memiliki paralelisme dengan kondisi yang terjadi di tengah masyarakat, akan tetapi kondisi tersebut tidak terlihat lagi pada masa kini, mahasiswa memiliki agenda dan garis perjuangan yang berbeda dengan mahasiswa lainnya. Sekarang ini mahasiswa menghadapi pluralitas gerakan yang sangat besar.

Meski begitu, setidaknya mahasiswa masih memiliki idealisme untuk memperjuangkan nasib rakyat di daerahnya masing-masing. Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change, agent of modernization, atau agen-agen yang lain. Hal ini memberikan konsekuensi logis kepada mahasiswa untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan gelar yang disandangnya. Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis, dengan mencoba menelusuri permasalahan sampai ke akar-akarnya.

Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa depan harus hinggap dalam pola pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif pro-status quo harus dihindari. Mahasiswa harus menyadari, ada banyak hal di sekitarnya yang harus diluruskan dan diperbaiki. Kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan komitmen terhadap perbaikan di masa depan harus diinterpretasikan oleh mahasiswa ke dalam hal-hal yang positif. Tidak bisa dipungkiri, mahasiswa sebagai social control terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa harus menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang disandangnya, termasuk sikap hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa masa kini. Oleh karena itu marilah kita sadar akan peran dan fungsi kita sebagai mahasiswa sesungguhnya demi terciptanya keseimbangan kehidupan yang lebih baik bagi semua elemen kehidupan..

by : Andi Purwandani
Koordinator DLM Fapet Unsoed

1 komentar:

Somet The 武士 mengatakan...

Ayo...Ndi....
Jangan hanya berbicara....
Gimana kalau DLM dibubarkan saja?
Secara saya melihat tidak bekerja sebagaimana mestinya sebagai Dewan Legislatif.
Sangat tidak efektif dan efisien :)