Selasa, 25 Maret 2008

Limbah, dibuang sayang…

Setelah mendengar kata limbah, hal pertama yang terngiang di benak kita adalah kotor, bau dan menyebabkan polusi. Kalau saja limbah ditangani dengan baik pasti tidak akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada dasarnya penanganan dan pengendalian limbah harus disertai upaya pemanfaatannya, sehingga menghemat biaya operasi bahkan menghasilkan nilai tambah. Misalnya untuk limbah-limbah pertanian seperti jerami padi, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, ampas tebu, dan sebagainya dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan alternatif untuk ternak ruminansia dan monogastrik.

Limbah-limbah pertanian tersebut tanpa diberi perlakuan saja dapat langsung diberikan kepada ternak apalagi kalau diramu dengan formulasi tertentu dan mendapat sedikit sentuhan teknologi maka bahan-bahan yang mendapat label sebagai limbah tersebut dapat disulap menjadi pakan ternak bernutrisi tinggi. Dengan adanya biotenologi pakan, limbah pertanian yang nilai nutrisinya rendah, kadar serat kasar tinggi, perlu ruangan besar untuk penyimpanan, dan cepat rusaknya bahan dapat diatasi dengan proses pengolahan seperti pencacahan, pengepresan, fermentasi, silase, amoniasi, penepungan, dan penggilingan.

Manfaat adanya limbah atau hasil ikutan pertanian sangat dirasakan pada saat jumlah ternak yang diusahakan dalam jumlah yang cukup banya, tenaga kerja terbatas, populasi ternak di wilayah tersebut padat sehingga peternak berebut untuk mendapatkan hijauan, dan bila lahan pertanian di daerah tersebut dibudayakan secara intensif. Selain itu, musim kemarau yang panjang menyebabkan peternak kesulitan mencari rumput sebagai sumber hijauan.

Contoh limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai bakan pakan alternatif ternak ruminansia antara lain hasil ikutan tanaman kedelai berupa kulit buah (polong), batang dan kulit polong, kulit ari biji, ampas tahu, ampas kecap, dan kedelai afkir. Hasil ikutan tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang mempunyai nilai biologhis tinggi. Kedelai dan ikutannya dapat digunakan semaksimal mungkin bergantung kepada ketersediaan dan harga bahan di lokasi setempat. Ampas tahu dan kulit ari biji kedelai sangat baik diberikan pada sapi laktasi atau penggemukan dan dapat menggantikan konsentrat komersil hingga 75%. Untuk sapi pengemukan, pemberian ampas tahu dalam waktu yang lama ( labih dari 6 bulan) dan dalam jumlah yang banyak dapat mengakibatkan tekstur daging kurang padat dan berlemak. Limbah pertanian yang lain yaitu jerami padi dan dedak padi. Jerami padi merupakan suimber serat sedangkan dedak padi kualitasnya sangat bervariasi, dapat berfungsi sebagai sumber serat atau sumber serat dan energi. Jerami padi sangat potensial sebagai pakan ternak ruminansia namun tidak dapat dijadikan sebagai pakan tunggal. Jerami padi dapat menggantikan 10% hijauan segar untuk kambing dan domba. Apabila digunakan bersama dengan konsentrat, maka jerami padi fermentaasi dapat menggantikan rumput segar sebanyak 30%. Selain itu, jerami padi juga dapat diamoniasi dengan menambahkan 5% urea dari jumlah jerami padi yang dilarutkan dengan air. Jerami padi amoniasi tersebut dapat meningkatkan palatabilitas. Pemanfaatan dedak padi sebagai bahan pakan ternak sudah umum dilakukan. Nutrisi dedak padi sangat bervariasi bergantung pada jenis padi dan jenis mesin penggiling. Dedak padi dapat menggantikan konsentrat komersial hingga 100%. Terutama dedak padi kualitas baik yang biasa disebut dengan bekatul.(int_187/Hus dari bbrp smbr)

Tidak ada komentar: