Jumat, 25 April 2008

SUSAHNYA MENSIASATI JATAH BULANAN

Fapet Unsoed-Husbandry, Buka lobang tutup lobang (pinjam uang-red)? Kalimat ini mungkin sering kita dengar bagi kita selaku anak kost.

Fenomena sering terjadi pada mahasiwa dan teryata sering dilakukan oleh AO (bukan nama sebenarnya) salah satu mahasiwa alih jenjang angkatan 2007 menuturkan kalau masalah utang, adalah hal yang wajar bagi mahasiswa dan hal. yang biasa juga dengan anak kost yang memang banyak keprluan yang harus dipenuhi.

Saat ditemuai Husbandry saat sedang ngobrol dengan teman-temannya di kantin kampus, cowo yang juga kekasih dari ketua angkatan mahasiswa 2004 ini juga mengaku kurang bisa mengatur jatah uang bulanan yang dikirim oarang tuanya. “Apalagi cowok yang bisa di bilang boros. Saya memang pernah utang dan malah sering, tetapi utangnya juga ga banyak-banyak kok, paling besar juga seratus ribu tok, itu juga sama temen sendiri”, tambahnya Saar ditanyai alasan kenapa berani utang alias pinjam uang, cowo asal banjarnegara ini menjabawab bahwa ia mengutang karena jatah dari ortu kadang sering kurang," ya... harus bagai mana lagi, solisinya ya utang sama temen. Mengenai mengembalikaanya bisanya semingu tergantung kita janji sama yang ngutanin.

Berbeda dengan Ari Widianto mahasiswa asal walik, kuto sari, purbalingga ini saat ditanya tentang ngutang menjelaskan “ alhamdulilah saya ga pernah utang ... saya takut tidak bisa mengembalikannya sebisa mungkin di cukup-cukupin, dan jika ada sisa ya ditabung. Kan jatah uang tiap bulan dari orang tua hanya buat makan dan keperluan kuliah aja . Tinggal pinter pinternya kita aja buat apa jatah uang bulannanya ”, jelasnya serambi terseyum manis.
Nono bukan nama sebenarnya yang juga salah satu karyawan Fapet saat di tanyai tanggepan tentang utang memberi pendapat bahwa ngutang merupakan hal yang lumrah, apalagi untuk orang seperti saya yang bisa mengandalkan gaji. “aku dapet gaji juga ga semuanya di pakai sendiri, sudah ada pembagianya sendiri sendiri, kan saya mempunyai adik paling ga bantu meringanin beban ortu”. (Nafi_190/hus)

Tidak ada komentar: